Jumat, 06 Januari 2012

KENING!

Assalamualaikum!

Selamat malam para jomenger, jomeng cliquers, kerabat jomeng, sahabat jomeng, jomeng blash, dan seluruh anggota komunitas jomeng yang masih setia dengan statusnya. Kembali lagi bersama duta jomblo mengenaskan yang saat ini sangat bersemangat memenuhi resolusi 2012-nya. Semoga gue akan terus semangat sampai 2012 menyentuh tanggal 31 desember. By the way, gue berharap momen pergantian tahun yang kalian ikuti meninggalkan kesan positif. Okey!

Tanggal 31 desember 2011 yang baru saja berlalu gue berencana malam tahun baruan bareng teman gue yang nge-kost di sekitar kampus ITB. Sebelum gue tiba di kosan teman gue tersebut, sorenya gue pergi ke gramedia jalan merdeka buat beli beberapa buku. Buku-buku yang gue beli itu Kening (Fitri Tropica), Manusia Setengah Salmon dan Komik Kambing Jantan 2 (Raditya Dika).

Ini Tiga Buku Yang Gue Beli

Nah, yang akan gue posting di blog gue sekarang adalah review dari novel karya Teh Fitri Tropica yang berjudul Kening. Sesuai dengan judul yang tertera di atas. Mungkin gue udah masuk kategori ketinggalan jaman gara-gara baru baca novel karya Teh Fitrop akhir 2011. Tapi ya udahlah ya. Nggak usah dibesar-besarkan masalah ini. Gue takutnya malah masuk info-tai-MEEEN! Ini dia hasil review-nya!

n.b : review ini gue pisah-pisah menurutnya part yang ada. Jadi tidak sekaligus gue bahas.

Judul : Kening
Penulis : Rakhmawati Fitri (Fitri Tropica)
Penerbit : Terrant
Harga : Lupa -____-
Jml Halaman : 194 halaman
Kening - Rakhamwati Fitri
Part 1 : Hello Goodbye 1-6
Hello Goodbye 1-6 menceritakan kisah cinta terlama Fitrop (Fitro Tropica) selama tiga tahun kepada seorang pria asal Medan bernama Agra. Awalnya Fitrop menaruh hati kepada Owl, sahabat Agra sendiri yang juga asal Medan. Tapi karena sifat Owl yang biasa-biasa aja ke Fitrop, maka rasa suka yang semula ada perlahan menghilang. Belakangan sifat Agra yang menurut Fitrop cenderung aneh, membuatnya tiba-tiba jatuh hati ke sosok Agra yang juga seorang skateboarder ini. Belum lagi pengetahuan musik Agra yang ternyata lebih tokcer ketimbang Fitrop yang dulu merupakan seorang penyiar radio Ardan.

Di part ini diceritakan juga bagaimana kecemburuan Fitrop terhadap wanita-wanita yang dekat dengan Agra. Baik dulu maupun sekarang. Semua kecemburuan yang sempat muncul langsung menghilang ketika Agra menyatakan cinta ke Fitrop lewat cara yang tidak dia duga-duga sebelumnya. Semenjak jadian, mereka berdua makin sering jalan. Agra jadi lebih intensif ngejemput Fitrop pulang siaran. Bahkan hubungan Fitrop ke Agra mendapat restu orang tua Agra terutama ibunya yang sempat mengunjungi kota Bandung. Agra jugalah yang mendorong Fitrop untuk semangat mengikuti audisi di sebuah stasiun tv swasta beberapa tahun yang lalu.

Lalu bagaimana hubungan mereka yang sudah terjalin selama tiga tahun bisa putus? Cari aja jawabannya dengan membeli buku Teh Fitrop ini di toko buku terdekat. Gue nggak mau ngebongkar semuanya. Soalnya etika seorang penulis harus menghargai tulisan penulis lain. Ehhemm!

Ada satu kata favorit gue di part ini. Kata tersebut adalah... ‘BIIIP’
Kenapa kata ‘biiip’ bisa menjadi favorit gue? Sekali lagi, cari aja jawabannya dengan membeli buku Teh Fitrop ini di toko buku terdekat.

Part 2 : Love Letter Untukmu, Dan Kamu
Di part ini berisi ungkapan rasa terima kasih Teh Fitrop kepada kedua orang tuanya dengan kata-kata yang sebenarnya simple tapi sangat menyentuh bagi yang membaca. Salah satu kalimat di part ini yang gue suka adalah dialog Fitrop dengan ayahnya. Fitrop bertanya kepada ayahnya kenapa berhenti merokok. Sang ayah lantas menjawab...
‘supaya saya bisa menjaga anak saya lebih lama lagi’ #sweeet
Saat membaca part ini, gue langsung teringat dengan bokap dan nyokap gue di Medan. Semoga mereka diberi kesehatan selalu dan tidak jenuh mempunyai anak yang selalu merepotkan mereka. Macam gue...

Part 3 : Mendongeng, Jreng!
Di part ketiga, Fitrop menceritakan dongeng aneh ke sepupu-sepupu kecilnya yang berjudul Putri Upil Bison. Sebuah dongeng yang penuh dengan ilustrasi-ilustrasi kocak yang terdapat di dalamnya. Mungkin, dongeng yang Fitrop ciptakan ini merupakan dongeng terabsurd yang pernah ada. Part ini berhasil mengundang gelak tawa gue. Xixixixi...

Part 4 : Mojang Macho.
Di part keempat, Fitrop menceritakan kisah konyol dan membanggakannya saat SMA 5 Bandung. Ketika itu, tanpa dia duga wali kelasnya memilihnya sebagai perwakilan kelas untuk menjadi mojang diperingatan hari Kartini. Sedangkan Gin-Gin yang menjadi jajakanya. Dengan sangat terpaksa, Fitrop mengenakan sanggul dan heels yang benar-benar menyiksanya. Penderitaan Fitrop berbuah hasil saat juri mengumumkan dia beserta jakanya bernama Gin-Gin menjadi juara. Mengalahkan best couple SMA 5 Bandung. Bagaimana ceritanya Fitrop bisa menang? Sekali lagi, cari aja jawabannya dengan membeli buku Teh Fitrop ini di toko buku terdekat. Kalau bisa, sekalian juga beli buku gue Sang Novelis dan Anak Kos Lebay. Ehheemmm! Promosi dikit! :D

Part 5 : Kain Gaeb Daeng
Kembali di part kelima mengisahkan kekonyolan Teh Fitrop yang sedang shooting sebuah program tv. Saat itu dia sedang berkunjung ke Pulau Samalona yang terletak di propinsi Sulawesi Selatan. Part ini cukup singkat. Jadi nggak mungkin juga gue review semuanya. Kekonyolan apa yang terjadi? Mending baca aja deh ya. Gue nggak mau mengulang kalimat yang sama seperti ‘cari aja jawabannya dengan membeli buku Teh Fitrop ini...’

Part 6 : Pagi Manis Asam Asin
Part keenam juga cukup singkat. Isinya tentang kisah Teh Fitrop bersama ayahnya. Ditulis seperti pantun bersajak aa-aa. Kocaklah menurut gue. Biar pada ngerti, gue ambil secuil sajak yang tertulis di part ini.
‘apa bapakku tertukar?
seperti putri yang tertukar’
lengkapnya baca aja deh yoo (beda kan? Kali ini gue nggak make kata ‘ya’ tapi pakai kata ‘yoo’ dengan huruf ‘o’ yang mengalami pendoublean)

Part 7 : Trims
Di part terakhir isinya tentang pertanyaan-pertanyaan followers Teh Fitrop di twitter yang dia jawab dengan nada sangat, banget, tidak serius. Hasilnya malah kocak bangeet! Contohnya seperti di bawah.
‘Q : Kenapa rambutnya diponi terus?’
‘A : Hemat Aura. Trims. (via @ovelovinu)’

Dari keseluruhan part yang sudah gue review, gue paling suka dengan part Hello Goodbye. Alasan kenapa gue bisa suka banget dengan part itu adalah :
1. Jujur, apa adanya, dan nekat. Gue nggak tau tokoh Agra yang diceritakan Teh Fitrop di part itu benar-benar nama asli atau nama samaran. Tapi kalau benar nama asli, kasih empat jempol deh buat teh Fitrop. Salut!

2. Banyak lirik-lirik lagu dan quote yang tokcer masuk di dalamnya. Bahkan ketika gue membaca part Hello Goodbye, tanpa sengaja gue memutarkan lagu Viera berjudul Rasa Ini di laptop gue. Entah kenapa gue merasa lagu Viera tersebut cocok jadi theme song part Hello Goodbye.

3. Detail. Dari awal kenal Agra, jadian dan sampai putus pun diceritakan dengan sangat jelas. Dari awal Teh Fitrop casting sampai akhirnya menjalani shooting perdana juga sangat jelas dibahas. Top!

Gue mengambil kesimpulan dari Kening.
1. Orang yang selalu terlihat ceria, tidak menutup kemungkinan punya rasa sedih yang teramat dalam.
2. Terkadang apa yang diceritakan acara tv terutama infotainment, belum sepenuhnya benar. Jadi, jangan telan bulat-bulat apa yang lo tonton dari tv.

Benar kata mas Joko Anwar di kata pengantar yang terdapat di back cover novel Kening.

‘ ... Buku ini, sekalipun dibungkus dengan aura komedi, akan membuat anda, mengenal Fitri Tropika lebih dari seorang Fitrop yang dikenal di TV yang orang pikir dilahirkan untuk membuat orang tersenyum dan tertawa.’

Dan sekarang, gue bisa mengenal lebih dekat sosok Teh Fitrop lewat buku ini. Mungkin Teh Fitrop menulis buku ini untuk mengklarifikasi apa-apa yang melenceng di media tentangnya, lewat tulisannya sendiri. Sebuah cara yang jenius menurut gue.

TRIMS TEH FITRI TROPIKA. GUE SUKA BUKUNYA!

Nama Asli : Rakhmawati Fitri a.k.a Fitri Tropika
Sekian postingan gue hari ini.

Gue pamit dan asssalamualaikum!

*SALAM JOMBLO MENGENASKAN*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar