Selasa, 08 November 2011

CREATIVE WRITING WITH RADTYA DIKA

Assalamualaikum!

Selamat siang para jomengers, jomeng nista, jomeng cliquers, jomeng holic, jomeng blast, kerabat jomeng, sahabat jomeng, bala jomeng, dan jomeng fever. Kembali lagi dengan duta jomblo mengenaskan yang akhir-akhir ini lagi doyan lagu jepang. Yang pasti bukan lagu desahan miyabi.

Apa yang ada di benak kalian kalau gue menyebut kambing jantan, cinta brontosaurus, radikus makan kakus, babi ngesot, marmut merah jambu, provocative proactive atau stand up comedy? Kalau kalian ngejawab toko buku gramedia on tv, kalian salah banget! Tapi kalau kalian ngejawab Raditya Dika, kalian bener.

Jumat lalu, penulis favorit gue itu datang ke kampus gue buat memberikan ceramah mengenai bagaimana menulis kreatif. Sebagai penulis kampret yang udah nerbitin tiga buku abstrak, gue merasa terpanggil untuk mengikuti ceramah dari bang Dika. Dan beberapa hari sebelumnya, gue udah ngebeli tiketnya.

Ini Tiket Yang Gue Beli

Yang gue heran, kenapa banyakan cewek yang nonton ceramah dia? Cakep-cakep lagi. Jujur, saat itu gue merasa terasing. Gue mulai ragu, gue cewek apa cowok. Setelah gue melakukan pengecekan di toilet, alhamdulillah gue masih punya titit alias gue masih laki-laki.

Udah Mulai Dipenuhi Para Wanita!

Kayak Ngantri Daging Kurban


Trus, kenapa banyak banget cewek yang menanti kehadiran-nya? Apa yang dimiliki seorang Raditya Dika yang tidak gue miliki? Padahal gue dan dia sama-sama penulis. Gue mikir, dan gue menemukan jawaban-nya. Ada dua jawaban yang menurut gue masuk akal. Yang pertama, lobang hidung gue tidak sebesar dia. Sedangkan yang kedua, dia punya kendaraan elang. Ya, gue emang nggak punya elang. Gue cuma punya perkutut bisu.

Ramenya Nggak Nyantai!
Ada Jualan Buku Juga

Sebelum Raditya Dika tampil, ada beberapa acara yang disiapkan pihak panitia. Ada organ tunggal, ada teater bahkan ada tari saman. Iya sob! Tari saman! Hubungan tari saman dengan Raditya Dika apaan coba? Yang gue tau, bang Dika itu bukan orang Aceh. Tapi orang Medan. Marganya aja Nasution. Trus hubungan-nya dimana? Jelasin ke gue plis! SIAPAPUUUNNNN!

Organ Tunggal

Ada Teater Atau Casting Terbuka

Tari Saman

Lalu, hal yang tak gue duga-duga terjadi. Sang emseh (baca : MC) yang bernama Danisa kalau gue nggak salah denger tiba-tiba bertanya ke emseh lain bernama Coki. ‘ternyata di kampus kita ini, ada penulis juga loh. Namanya Bobby Hardika. Kamu kenal gak Cok?’ dan Coki ngejawab. ‘Bobby Hardika ya? Bukunya udah ada di gramedia loh temen-temen!’ yang terjadi selanjutnya adalah, gue mati. #gedubraaakkkk

Emseh bernama Danisa turun dari panggung dan berjalan menghampiri gue. Meeenn! Gue panik! Gue dideketin cewek cakep. Sumpah nggak bohong! Jarang-jarang banget ini kejadian. Tapi sebenarnya kepanikan gue bukan gara-gara itu. Gue panik kalau gue disuruh harus berdiri di atas panggung dan menggantikan Raditya Dika yang mendadak mencret.

Alhamdulillah, kepanikan gue itu tidak terjadi. Si Danisa cuma nanya aja bagaimana perasaan gue ketika penulis favorit gue datang ke kampus. Ya gue jawab aja gue seneng, secara dia master dan idola gue dalam hal menulis komedi. Tanpa sengaja gue melihat cewek yang duduk di sebelah gue matanya berkaca-kaca. Gue pikir dia terharu duduk di sebelah penulis. Tapi ternyata dia pengen nangis karena nggak ngerti apa yang gue omongin. Jatoohhh!

Selama hampir satu jam menunggu, akhirnya bang Dika datang juga. Dengan tampang cuek dan tetap dengan lubang hidung yang besar, dia berhasil membuat cewek-cewek yang berada di aula kampus gue berteriak histeris. Gue bingung, cewek-cewel ini kok bisa teriak histeris gitu. Padahal bang Dika bukan setan. Kakinya masih napak. Trus histeris kenapa? Jelasin ke gue plis! SIAPAPUUNNNNNN!

Raditya Dika On Stage!
Daripada mikirin hal yang nggak penting seperti histeria cewek-cewek atau kenapa konsumsinya cuma risol atau kenapa muka gue cuma standard samping, gue berusaha menyerap cakra (baca : petuah) dari bang Dika. Ternyata sebagai penulis komedi banyak hal yang tidak gue tahu dan gue baru tahu setelah bang Dika memberitahu. Penulis macam apa gue? -___-

Tidak hanya membahas menulis kreatif saja, bang Dika juga membahas menjadi stand up comedyan yang baik. Yeaahh! Gue paling suka dengan dunia stand up comedy. Dunia baru yang pengen banget gue geluti. Beberapa materi yang dia sampaikan sudah pernah gue denger di youtube. Meskipun begitu, gue masih bisa nyengir dengan apa yang dia sampaikan dengan cara uniknya.

Awalnya, ketika gue akan berangkat menuju kampus gue memasukkan dua buah buku ke tas gue. Buku pertama itu Marmut Merah Jambu. Niatnya gue pengen minta tanda tangan dari bang Dika. Dan buku yang kedua itu, Anak Kos Lebay. Buku gue sendiri. Niatnya, gue pengen ngasih buku gue itu ke dia. Hasilnya, tidak ada dua dari rencana gue itu yang terwujud. Gue langsung ngedown! (agak lebay emang). Dan Anak Kos Lebay yang gue bawa, gue kasih ke teteh BAA yang cakepnya 11-12 ama Olla Ramlan (agak boong dikit).

Yang gue harap dari ceramah yang gue dapat dari bang Dika, gue bisa menghasilkan novel-novel komedi yang lebih baik dari novel komedi yang sudah gue tulis sebelumnya. Sekedar informasi, gue lagi menulis seri kedua dari Anak Kos Lebay. Doain aja bisa kelar secepatnya. Udah banyak yang nagih soalnya.

NB : beberapa foto disini emang burem karena gue ngambilnya diam-diam. panitia ngelarang untuk dokumentasi.

Cukup sekian postingan gue hari ini.

Gue pamit dan assalamualaikum!

*SALAM JOMBLO MENGENASKAN*




Tidak ada komentar:

Posting Komentar